Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jumlah Raka�at Shalat Tarawih Tidak Dibatasi

RAMADHAN - Jumlah Raka�at Shalat Tarawih Tidak Dibatasi. Ibnu �Abdil Barr rahimahullah mengatakan, �Sesungguhnya shalat malam tidak memiliki batasan jumlah raka�at tertentu. Shalat malam adalah shalat nafilah (yang dianjurkan), termasuk amalan dan perbuatan baik. Siapa saja boleh mengerjakan dengan sedikit raka�at. Siapa yang mau juga boleh mengerjakan dengan jumlah raka�at yang banyak.�

Jumlah Raka�at Shalat Tarawih Tidak Dibatasi

Shalat tarawih tidaklah dibatasi jumlah raka�atnya dengan beberapa alasan:
1. Rasul shallallahu �alaihi wa sallam sendiri tidak membatasinya.
Nabi shallallahu �alaihi wa sallam ditanya mengenai shalat malam, beliau menjawab,

??????? ???????? ??????? ??????? ? ?????? ????? ??????????? ??????? ????? ??????? ????????? ? ?????? ?? ??? ??? ?????

�Shalat malam itu dua raka�at-dua raka�at. Jika salah seorang di antara kalian takut masuk waktu shubuh, maka kerjakanlah satu raka�at. Dengan itu berarti kalian menutup shalat tadi dengan witir.�

Padahal ini dalam konteks pertanyaan. Seandainya shalat malam itu ada batasannya, tentu Nabi shallallahu �alaihi wa sallam akan menjelaskannya.

2. Kita diperintahkan untuk memperbanyak sujud (artinya: memperbanyak shalat sunnah).

Nabi shallallahu �alaihi wa sallam bersabda,

?????????? ???? ???????? ?????????? ??????????

�Bantulah aku (untuk mewujudkan cita-citamu) dengan memperbanyak sujud (shalat)

Begitu pula sabda Nabi shallallahu �alaihi wa sallam,
Sesungguhnya engkau tidaklah melakukan sekali sujud kepada Allah melainkan Allah akan meninggikan satu derajat bagimu dan menghapus satu kesalahanmu

�Sesungguhnya engkau tidaklah melakukan sekali sujud kepada Allah melainkan Allah akan meninggikan satu derajat bagimu dan menghapus satu kesalahanmu.�

Dalil-dalil ini dengan sangat jelas menunjukkan bahwa kita dibolehkan memperbanyak sujud (artinya: memperbanyak shalat sunnah dengan banyak raka�at) dan sama sekali tidak diberi batasan.

3. Banyak raka�at dipilih untuk mengejar kualitas lamanya shalat malam.
Nabi shallallahu �alaihi wa sallam biasa melakukan shalat malam dengan bacaan yang panjang dalam setiap raka�at. Di zaman setelah beliau shallallahu �alaihi wa sallam, orang-orang begitu berat jika melakukan satu raka�at begitu lama. Akhirnya, �Umar memiliki inisiatif supaya shalat tarawih dikerjakan dua puluh raka�at. Tujuannya adalah agar bisa lebih lama menghidupkan malam Ramadhan, namun dengan bacaan yang ringan setiap raka�atnya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, �Tatkala �Umar mengumpulkan manusia dan Ubay bin Ka�ab sebagai imam, dia melakukan shalat sebanyak 20 raka�at kemudian melaksanakan witir sebanyak tiga raka�at. Namun ketika itu bacaan setiap raka�at lebih ringan dengan diganti raka�at yang ditambah. Karena melakukan semacam ini lebih ringan bagi makmum daripada melakukan satu raka�at dengan bacaan yang begitu panjang.�

Al Baaji rahimahullah mengatakan, �Boleh jadi �Umar memerintahkan para sahabat untuk melaksanakan shalat malam sebanyak 11 raka�at. Namun beliau memerintahkan seperti ini di mana bacaan tiap raka�at begitu panjang, yaitu imam sampai membaca 200 ayat dalam satu raka�at. Karena bacaan yang panjang dalam shalat adalah shalat yang lebih afdhol. Ketika manusia semakin lemah, �Umar kemudian memerintahkan para sahabat untuk melaksanakan shalat sebanyak 23 raka�at, yaitu dengan raka�at yang ringan-ringan. Dari sini mereka bisa mendapat sebagian keutamaan dengan menambah jumlah raka�at.�

4. Manakah yang lebih utama melakukan shalat malam 11 raka�at dalam waktu 1 jam ataukah shalat malam 23 raka�at yang dilakukan dalam waktu dua jam atau tiga jam?
Yang satu mendekati perbuatan Nabi shallalahu �alaihi wa sallam dari segi jumlah raka�at. Namun yang lain mendekati ajaran Nabi shallallahu �alaihi wa sallam dari segi lamanya. Manakah di antara kedua cara ini yang lebih baik? Jawabannya, tentu yang kedua yaitu yang shalatnya lebih lama dengan raka�at yang lebih banyak (artinya dari sisi kualitas lebih baik). Alasannya, karena pujian Allah terhadap orang yang waktu malamnya digunakan untuk shalat malam dan sedikit tidurnya.

Allah Ta�ala berfirman,
Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam
�Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam.� (QS. Adz Dzariyat: 17)

Oleh karena itu, para ulama ada yang melakukan shalat malam hanya dengan 11 raka�at namun dengan raka�at yang panjang. Ada pula yang melakukannya dengan 20 raka�at atau 36 raka�at. Ada pula yang kurang atau lebih dari itu. Mereka di sini bukan bermaksud menyelisihi ajaran Nabi shallallahu �alaihi wa sallam. Namun yang mereka inginkan adalah mengikuti maksud Nabi shallallahu �alaihi wa sallam (dari sisi kualitas) yaitu dengan mengerjakan shalat malam dengan thulul qunut (berdiri yang lama).

Nabi shallallahu �alaihi wa sallam bersabda,
Sebaik-baik shalat adalah yang lama berdirinya
�Sebaik-baik shalat adalah yang lama berdirinya.�